Blog

REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI GENERASI PENERUS BANGSA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى ارسل رسولا مبشرين ومنذرين وداعيا إلى الله بإذنه وسراجا منيرا أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله
وأصحابه أجمعين }أما بعد{
Hadirin Yang Berbahagia ….
Masa muda merupakan masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan penuh
dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan bentuk
fisik yang masih kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat,
kulit wajah indah mengkilat, walaupun banyak jarawat, tetapi tidak gawat karena masih banyak
obat ditoko-toko terdekat, oleh karena itu pantas bila para pemuda dan para remaja merupakan
salah satu penentu maju dan mundurnya suatu Negara.
Sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini dan sampai yang akan datang sesuai dengan
fitrohnya pemuda dan remaja merupakan tulang punggung suatu Negara, penerus estafet
perjuangan terhadap bangsanya. Sebagaimana syekh Mustofa al-Ghalayaini seorang pujangga
Mesir berkata :
أن فى يد الشبان أمر الأمة وفى أقدامها حيتها
“Sesungguihnya pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah
terdapat kehidupan umat”
Mengingat betapa pentingnya remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, maka pada
kesempatan yang baik ini kami akan mengangkat tema mengenai “ Remaja Dan Pemuda Sebagai
Generasi Penerus Bangsa ”, dengan landasan al-Qur’an surat an-Nisa ayat : 9
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..
Imam Hafidz ‘Imaduddin Abu Alfida Ibnu katsir dalam tafsir Alquranul ‘Adhim menyebutkan
bahwa menurut riwayat Ibnu Abbas ayat ini turun berkenaan dengan seorang orang tua yang
mewasiatkan kepada anaknya wasiat yang akan membawa kemudaratan bagi dia. Maka Alah
Swt. Memerintahkan kepadanya untuk merubah wasiatnya kepada ketakwaan kepada Allah dan
kebaikan.
Hadirin, jika kita kaji lebih mendalam, ayat tersebut diawali dengan kalimat واليخش , secara
semantik :
الواو واوالعاطفة والام لام الآمر يخش فعل المضارع مجزوم بلام
Istinbatnya, واليخش adalah sighat amr, kaedah mengatakan :
الأصل في الأمر للوجوب
“pada dasanya setiap perintah menunjukkan kewajiban”
Menurut ayat diatas jelas – jelas Allah swt memperingatkan manusia supaya tidak meninggalkan
generasi penerus yang lemah baik fisik, mental ataupun intelektual, karna ini biasa menyebabkan
kemunduran. Apabila generasi muda yang ada sekarang maupun yang akan datang mempunyai
kelemahan dalam hal-hal tersebut. Maka bisa dipastikan mereka mudah terhanyut dalam
gelombang bencana kemerosotan moral yang disebabkan oleh pergaulan yang semakin bebas
serta penyalahgunaan media, karna modal utama mereka dalam membentengi diri dari bencana
tersebut adalah tingkat intelektualitas serta pemahaman manfaat dan mudharat dari sebuah
pergaulan dan media sehingga hal ini biasa memudahkan remaja dan pemuda dalam proses
filtralisasi budaya sehingga mereka terbebas dari taqlid buta alias terbebas dari budaya ikutikutan.
Oleh karena itu wajib bagi kami, saya, saudara dan kita semua merasa takut jika
meninggalkan anak-anak, keturunan dan generasi yang lemah.
Prof. Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita hindari, yakni
lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah
lemah akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini melekat pada generasi-generasi remaja dan
pemuda kita, saya yakin mereka bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus
pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal
hadirin…. dinegeri tercinta ini sejarah telah membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan
nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan berbagai organisasi
kepemudaan, seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo, Jong Islamanten Bond bahkan
kita mengenal Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua menjadi The Grand Old
Man istilah bung Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi The Founding Father pendiri,
penggerak yang mampu merebut kemerdekaan.
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku remaja dan pemuda saat ini dan yang
akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab yang penuh
terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut saat ini, sebab سبان اليوم رجال الغد
The Young today is The leader tomorrow pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang
akan datang.
Sebagai contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, mari kita renungkan
firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat : 13
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya mereka
adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk
mereka petunjuk.”
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah ….
Imam Ali as-Shabuni dalam kitab Sofwatut tafasir memberikan syarahan terhadap ayat tersebut
dengan redaksi :
نحن نقص عليك يا محمد خبرهم العجيب على وجه الصدق بلا زيادة ولا نقصان
“yaitu kami kisahkan kepadamu wahai Muhammad berita aneh mereka menurut perjalanan
yang benar tidak ditambah dan tidak dikurangi sedikitpun”.
Dengan demikian, ayat tersebut merupakan khabariyyah ilahiyyah, suatu berita dari Allah swt.
Isi beritanya adalah kisah tentang pemuda Ashabul Kahfi. Ashabul kahfi dapat kita jadikan uswah,
terutama bagi remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa. Ashabul kahfi merupakan
symbol personifikasi pemuda-pemuda beriman dan teguh pendirian, kuat mempertahankan
iman, pemuda-pemuda gagah yang pandai pempertahankan akidah dan pemuda-pemuda
idaman pintar membela keyakinan. Mereka lebih baik mati berkalang tanah dari pada mati
bercermin bangkai.
Oleh sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa mari kita singsingkan
tangan, langkahkan kaki ke depan berkerja, berkerja dan berkerja. Jika sikap ini yang diaplikasikan
oleh para remaja dan pemuda kita maka Allah akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita
tercinta ini. Sebagaimana Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil
Qadir menjelaskan إعملوا ماشئتم berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing. Setidaknya ada lima
olah yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat,
oleh raga agar badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas
meningkat. Hadirin jikalau lima potensi ini sudah melakat pada remaja dan pemuda sebagai
generasi bangsa maka generasi penerus bangsa dapat melanjutkan estafet perjuangan yang
meraih prestasi gemilang pada masa yang akan datang.
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah ….
Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa pemuda merupakan penerus estafet
perjuangan bangsanya maka soyogyanya pemuda harus memiliki semangat juang yang tinggi
serta tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa, Bangsa dan Agam. Hal ini juga
menjadi tanggung jawab kita bersama sapaya tidak meninggalkan generasi penerus yang lemah
baik fisik, mental ataupun intelektual.
Hadirin Yang Berbahagia,
Hidup Sendiri tanpa seorang Kekasih
Cukup sekian dan Terimakasih.

ASAL USUL DESA TEMUKUS

 

 

 

Dahulu kala, di wilayah Majapahit hiduplah sebuah keluarga yang sangat sederhana. Sang suami bernama Ki Panji. Ia tinggal bersama istrinya yang bernama Yasmini. Mereka dikaruniai seorang putera yang diberi nama Teja Kukus. Teja Kukus tumbuh menjadi pemuda yang pemberani dan sangat ramah. Karena keberanian dan keramahannya, ia sangat dihormati oleh masyarakat sekitar walaupun ia bukan seorang keturunan raja ataupun orang yang kaya raya.

Suatu hari, sahabat Teja yang bernama Jaka datang menghampirinya yang saat itu tengah membantu Ayahnya menggarap sawah milik seorang penguasa di daerahnya. Jaka mengatakan bahwa ia ingin mengajak Teja untuk pergi ke Pulau Bali. Jaka sangat ingin menemui pamannya yang berada di sana. Namun, ia tidak tahu harus pergi bersama siapa lagi jika bukan bersama Teja. Teja bersedia mengantar Jaka kemudian ia segera meminta izin kepada Ayahnya.

“Ayah, aku ingin mengantar Jaka untuk mengunjungi pamannya yang berada di Pulau Bali. Apakah kau mengizinkan jika aku pergi bersamanya?” Tanya Teja kepada Ayahnya.

Ayahnya pun menjawab,”Teja, kau sudah dewasa nak, pergilah! Lihatlah bagaimana keadaan di pulau seberang. Kau tentu akan mendapat banyak pengalaman dalam hidupmu.”

“Terima kasih,Ayah. Aku akan segera pergi.” Ujar Teja dengan senyum bahagia.

“Namun tetaplah ingat nak, jangan pernah lupakan ajaran agama.” Kata Ayah Teja mengingatkan.

Teja pun pergi bersama Jaka menggunakan sebuah sampan. Perjalanan mereka di tengah lautan ditemani oleh kencangnya angin dan ombak yang besar. Kemudian sampailah mereka di Pulau Bali. Mereka langsung melanjutkan perjalanan ke rumah paman Jaka. Sepanjang perjalanan, Teja dan Jaka menjumpai banyak sekali hewan-hewan tengah mencari makanan di kawasan hutan Pulau Bali di wilayah barat. Ia merasa bahwa kehidupan di daerah tersebut sangatlah subur.

Dua hari melakukan perjalanan,akhirnya sampailah mereka di rumah paman Jaka. Jaka segera mengetuk pintu rumah pamannya tersebut. Setelah lama menuggu akhirnya keluarlah seorang laki-laki paruh baya yang hanya mengenakan sebuah sarug dan tidak menggunakan baju. Lelaki itu terdiam melihat Jaka. Namun Jaka kemudian memeluk laki-laki itu karena ia tak kuasa menahan rindu kepada pamannya. Dengan perasaan yang sama, pamannya pun memeluknya dengan erat.

 

 

“Kemana saja kau Jaka? Aku sangat merindukanmu di sini. Apakah kau sudah tidak perduli dengan pamanmu ini?” Tanya paman Jaka.

“Tidak paman, bagaimana mungkin aku bisa lupa denganmu. Keadaan yang tidak mengizinkanku mengunjungimu dulu. Sudahlah paman, sekarang aku sudah berada di hadapanmu. Aku akan menemanimu selama beberapa hari untuk mengobati rasa rindu ini.” Jawab Jaka.

Akhirnya Jaka memutuskan untuk tinggal bersama pamannya selama beberapa hari. Namun Teja masih ingin melihat-lihat keadaan Pulau Bali lebih dalam lagi. Ia mengatakan kepada Jaka bahwa jika Jaka ingin kembali ke Majapahit, maka Jaka boleh pulang mendahului karena ia masih ingin tetap tinggal di Pulau Bali. Jaka pun mengiyakan perkataan Teja dan akan memberi tahukannya kepada ayah Teja. Setelah beberapa hari Jaka pun kembali ke Majapahit dan segera memberi tahu pesan yang disampaikan kepada ayah Jaka.

Dengan berbekal keberanian, Teja melanjutkan perjalannya ke wilayah timur Pulau Bali. Belum lama Teja berjalan, ia menemukan seekor burung yang sangat cantik. Burung itu hanya ditemukannya di wilayah Bali Barat. Ternyata burung itu adalah Burung Jalak Bali. Setelah melakukan perjalanan cukup jauh, Teja memutuskan untuk beristirahat di sebuah daerah yang sebagian besar masih berupa hutan. Teja membabat sedikit hutan itu untuk tempat tinggalnya sementara. Setelah dirasa tenaganya sudah kembali, Teja segera melanjutkan perjalannya ke arah timur.

Berhari-hari Teja melakukan perjalanan hingga tidak terasa ia sudah sampai di perbatasan Desa Dencarik. Teja beristirahat sejenak di bawah pohon besar di dalam hutan. Tiba-tiba ia melihat sosok gadis cantik yang mengenakan kebaya berwarna emas tengah duduk sambil bernyanyi merdu. Teja terheran-heran melihat gadis itu. Dalam hatinya ia bertanya-tanya mengapa ada wanita cantik tengah duduk sendiri di dalam hutan. Dengan sedikit rasa tidak percaya diri, Teja mencoba untuk mendekati gadis tersebut.

“Siapa kau wahai putri cantik?” Tanya Teja Kukus kepada gadis itu.

“Aku adalah Yuningsih, putri dari raja penguasa Desa Dencarik.” Jawab Yuningsih dengan senyuman yang sangat manis.

“Perkenalkanlah Tuan Putri, aku adalah Teja Kukus seorang pengembara dari Majapahit. Aku menyukaimu wahai Tuan Putri.”

Setelah mendengar ucapan Teja Kukus, Yuningsih lalu berlari dengan senyum manis yang menghiasi bibirnya. Teja Kukus berniat untuk mengetahui lebih jauh siapakah Putri Yuningsih itu. Ia memutuskan untuk tetap tinggal di hutan itu sampai ia dapat menaklukan hati Yuningsih. Malam harinya Teja Kukus tidak bisa tidur nyenyak karena masih memikirkan gadis cantik yang ditemuinya tadi. Masih terbayang jelas sosok gadis cantik yang berambut panjang, mengenakan kebaya emas, dan memiliki senyum yang sangat indah.

“Siapakah gerangan tuan putri itu, mengapa dia membuat suasana hatiku tidak menentu seperti ini, apakah dia seorang bidadari yang berasal dari Kahyangan?” Gumam Teja Kukus di dalam hatinya.

Keesokan harinya, Yuningsih datang lagi ke hutan tersebut. Kali ini ia membawa serantang makanan untuk Teja. Ia berharap semoga Teja tidak menolak makanan yang telah ia bawa. Yuningsih sebenarnya memiliki perasaan yang sama terhadap Teja hanya saja ia merasa malu untuk mengungkapkan perasaannya kepada Teja. Baginya Teja adalah pemuda yang ramah dan pemberani.

“Wahai pengembara, makanlah ini. Aku membawanya dari istana untukmu.” Kata Yunigsih.

“Terima kasih tuan putri.” Jawab Teja Kukus.

Teja Kukus segera memakan makanan yang diberikan Yuningsih. Yuningsih pun kembali ke istana dengan senyum yang seperti biasa selalu menghiasi bibir mungilnya. Hari demi hari berlalu, akhirnya Teja Kukus mengungkapkan perasaannya kepada Yuningsih. Setiap hari mereka bertemu di hutan itu. Hubungan mereka semakin lama semakin erat. Mereka berjanji tidak akan saling menghianati. Namun ayah Yuningsih tidak merestui hubungan mereka karena Teja Kukus hanyalah seorang pemuda miskin yang tidak memiliki harta benda melimpah. Yuningsih berusaha meyakinkan ayahnya bahwa ia benar-benar sangat mencintai Teja Kukus.

“Aku sangat mencintai Teja Kukus,ayah. Aku tidak mau meninggalkannya.”

“Tidak Yuningsih…! Aku tidak akan merestui hubunganmu dengan pemuda miskin seperti itu…! Ia tidak memiliki kekayaan, ia bukanlah anak keturunan raja. Sampai kapanpun aku tetap tidak akan merestui hubungan kalian…!” Bentak ayah Yuningsih kepadanya.

Yuningsih pun menangis dan segera berlari menuju kamarnya. Ia sangat sedih karena ayahnya tidak merestui hubungannya dengan Teja Kukus. Baginya teja Kukus adalah pemuda yang sangat baik. Yuningsih tidak pernah mempermasalahkan harta dan tahta. Yang ia inginkan hanyalah cinta dan kesetiaan. Tanpa berfikir panjang Yuningsih segera menemui Teja Kukus di hutan itu. Ia menceritakan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Ia tidak ingin dijodohkan dengan kesatria yang tidak ia kenal sama sekali. Ia sangat mencintai Teja Kukus.

“Aku sangat mencintaimu Kanda Teja, aku mohon jangan tinggalkan aku.” Pinta Yuningsih kepada Teja Kukus.

“Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu wahai adinda, engkau bersabarlah. Suatu saat nanti ayahmu akan merestui cinta kita. Senyumlah tuan putriku.”Teja berusaha menghibur kekasihnya.

Keesokan harinya, sang Kesatria mendatangi ayah Yuningsih dengan membawa beberapa hadiah untuk Yuningsih. Ayah Yuningsih terlihat sangat senang. Ia bersyukur bahwa sebentar lagi anaknya akan menikah dengan seorang kesatria keturunan raja yang sangat tampan dan kaya raya. Ia segera memanggil yuningsih.

“Yuningsih…. Kemarilah nak, ada yang datang dan ingin menemuimu.” Teriak Ayahnya dengan suara yang terdengar kegirangan.

“Iya ayah… Sebentar lagi aku akan datang.” jawab Yuningsih.

Yuningsih pun datang dan melihat kesatria itu. Ia sangat marah dan tidak ingin bertemu dengan lelaki itu.

“Siapa dia Ayah? Apakah dia yang akan mempersuntingku? Aku tidak mencintinya sama sekali. Lelaki ini sangat tidak pantas untukku!” Ujar Yuningsih.

“Jaga bicaramu Yuningsih! Dia adalah seorang kesatria keturunan raja, ia sangat kaya dan tampan. Ia pantas menjadi suamimu!” Bentak ayahnya.

Sesaat suasana menjadi sangat hening. Yuningsih berusaha menahan air mata yang rasanya tidak dapat ia bendung lagi. Ia menangis dalam hati. Luka di hatinya sangatlah dalam. rasanya ia tidak mampu lagi untuk mengeluarkan sepatah katapun untuk membalas bentakan ayahnya. Ia lebih memilih diam daripada harus berdebat dengan Ayahnya yang tidak mau memikirkan sedikit perasaannya.

“Yuningsih, putriku. Dengarlah ayah… Kau sudah dewasa dan sudah pantas untuk menikah. Ayah sudah tua, Ayah hanya ingin engkau dan keturunanmu hidup dengan masa depan yang cerah. Aku ingin engkau bahagia nak,” Tutur ayah Yuningsih dengan nada suara yang rendah.

Yuningsih tidak menjawab perkataan ayahnya. Ia pergi ke hutan untuk menemui Teja Kukus. Ia memohon maaf kepada Teja Kukus karena ia harus pergi dan mengakhiri hubungannya dengan Teja Kukus. Saat itu Teja tengah duduk beristirahat karena lelah mencari bahan makanan untuk dirinya. Dengan perasaan sedih, Yuningsih berjalan mendekati Teja.

“Maafkan aku kanda Teja, sungguh bukan keinginanku untuk meninggalkanmu dan memilih kesatria itu dibandingkan dirimu. Aku tak kuasa melihat Ayahku sedih. Ia sudah tua,    aku harus mampu membahagiakannya. Maafkan aku kanda.” Yuningsih menangis di pelukan Teja Kukus.

“Sudahlah adinda. Jika memang ini permintaan ayahmu dan bisa membuatmu bahagia maka aku akan menerimanya. Pergilah adinda”. Dengan perasaan sedih Teja mengikhlaskan kepergian Yuningsih.

Hari pernikahan Yuningsih dan Kesatria itupun berlangsung. Berita ini terdengar hingga ketelinga Teja Kukus. Hati Teja saat itu sangat terluka. Gadis yang sangat ia cintai kini bersanding dengan lelaki lain. Hari-harinya kini terasa sangat sepi tanpa adanya canda tawa dari Yuningsih yang selalu mewarnai hidupnya. Berhari-hari ia termenung dan selalu memikirkan Yuningsih. Ia tidak menyangka bahwa cintanya harus berakhir. Teja memutuskan untuk membabat habis hutan tempat ia tinggal. Ia ingin mendirikan sebuah pemukiman. Berhari-hari ia membabat hutan tanpa makan dan minum. Hal itu membuat tubuhnya kekurangan energi dan akhirnya Teja Kukus pun meninggal.

Kematian Teja Kukus ini di ketahui oleh paman Jaka yang kebetulan melakukan perjalanan ke daerah tempat meninggalnya Teja Kukus. Ia sangat terkejut melihat sosok mayat laki-laki yang dikenalnya. Tanpa berfikir panjang, paman Jaka segera memberi tahu hal ini kepada Ayah Teja.

“Wahai Ki Panji, sesungguhnya aku telah melalukan perjalanan ke daerah Desa Dencarik. Kemudian aku melihat jasad Teja Kukus terbaring di sana.” Ujar paman Jaka.

“Tidak mungkin! Anakku Teja tidak mungkin meninggal. Kata Ayah Teja.

“Sungguh Ki Panji, aku melihat melihat sendiri jasad Teja terbaring di sana. Jika kau tidak percaya,mari ikutlah denganku untuk melihat jasad Teja.” Jelas paman Jaka.

Kemudian Ki Panji dan paman Jaka pun melakukan perjalan ke wilayah timur Pulau Bali. Sampailah ia di perbatasan Desa Dencarik. Ternyata benar jasad Teja Kukus ada di daerah tersebut. Ayahnya sangat sedih melihat Teja Kukus yang sudah tidak bernyawa. Karena untuk mengenang putranya itu akhirnya Ki Panji menamai daerah tersebut dengan nama Temukus. Lama-kelamaan datanglah penduduk dari daerah lain dan menetap di sana. Kemudian daerah tersebut menjadi sebuah desa yang kini di kenal dengan Desa Temukus.

Mengenal Khasiat Buah Naga Merah yang Luar Biasa

Mengenal Khasiat Buah Naga Merah yang Luar Biasa

Buah yang bentuknya khas ini cocok dikonsumsi oleh semua kalangan usia, berbagai nutrisi yang dikandung buah ini bagus untuk kesehatan bayi, balita, anak-anak, hingga orang dewasa dan orang tua. Buah naga adalah buah yang aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan bernama Pitaya. Sedangkan nama naga atau “dragon” sendiri diambil dari kepercayaan orang Vietnam yang menganggap bahwa buah ini sangat diberkahi dan mereka selalu meletakkan buah ini diantara dua patung naga.

Buah naga kaya akan nutrisi, selain kaya vitamin, buah ini juga kaya lemak tak jenuh yang penting untuk tubuh (bukan lemak jenuh yang justru harus dihindari). Serat yang ada pada buah ini memiliki manfaat bagus untuk pencernaan dan mengatur kadar gula darah. Sedangkan pada bagian bijinya yang berwarna hitam mengandung asam lemak esensial dalam jumlah banyak. Zat-zat inilah yang membuat buah naga sangat baik untuk kesehatan tubuh, sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi sehari-hari, sama seperti buah apel.

Khasiat Buah Naga Merah untuk Mencegah Penyakit

Ada empat jenis buah naga, dua jenis buah naga daging berwarna merah dengan kulit berwarna merah muda atau merah, dan dua jenis buah naga daging berwarna putih dengan kulit berwarna merah atau kuning. Keempat macam buah naga ini pada dasarnya sama-sama memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan, hanya saja diantara masing-masing sedikit berbeda tingkat kandungan nutrisinya. Lalu apa saja khasiat dan manfaat buah naga merah ini?

  1. Mencegah Kanker

Penyakit kanker termasuk penyakit berbahaya yang sangat sulit untuk disembuhkan. Pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati. Nah, Anda bisa berusaha mencegah kanker salah satunya dengan cara rutin mengonsumsi buah naga merah ini. Buah ini sangat kaya akan vitamin C yang merupakan salah satu antioksidan utama, yang mampu mencegah rusaknya sel/DNA yang dipicu oleh radikal bebas, yang merupakan salah satu asal mula terjadinya kanker. Setiap 100 gram buah naga dapat memenuhi 20% kebutuhan vitamin C harian, padahal satu buah naga biasanya memiliki berat sekitar 400 gram atau 0,4 kg.

  1. Bagus untuk Jantung

Khasiat buah naga merah berikutnya adalah untuk menjaga kesehatan jantung. Buah naga mempunyai khasiat menurunkan jumlah kolesterol jahat dan menaikkan jumlah kolesterol baik dalam tubuh. Selain itu kandungan Phytochemical Captin pada buah ini sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung. Sebagai informasi, zat Phytochemical Captin biasanya dimanfaatkan untuk pengobatan masalah jantung, dan pada buah ini Anda bisa mendapatkannya secara alami. Jika Anda mempunyai kecenderungan tekanan darah tinggi ataupun masalah jantung, cobalah untuk mengonsumsi buah ini secara rutin.

  1. Mencegah dan Mengatasi Diabetes

Meskipun buah naga merah mengandung gula, namun karena kadar serat dalam buah ini sangat tinggi sehingga tetap bermanfaat untuk mencegah dan mengatasi diabetes. Kandungan serat selama ini lebih dikenal untuk melancarkan pencernaan, padahal ada fungsi penting lainnya sebagai pengatur dan mengontrol kadar gula darah. Kandungan vitamin B3 yang cukup banyak juga dapat membantu mencegah dan mengatasi penyakit diabetes, terutama tipe 1 dan 2, yang merupakan tipe diabetes yang paling sering terjadi.

KELABU IDEOLOGI INSAN NKRI

 

Sebagai Negara yang memilki beragam budaya, etnis, suku, kepercayaan, bahasa, dan bahkan sumber daya alam. Indonesia menjadi sebuah negara yang memilki daya tarik tersendiri.

Pancasila muncul dan lahir sebagai perekat kebhinekaan tersebut dan jugasekaligus sebagai watak, karakter serta pandangan hidup bangsa. Pancasila merupakan konsensus dasar yang menjadi syarat utama terwujudnya bangsa yang demokratis dan merupakan titik pertemuan yang lahir dari suatu kesadaran bersama. Tentu saja kesadarantersebut muncul dari kesediaan untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.Banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan esensi dan substansi daripancasila, yang walaupun sejatinya istilah-istilah tersebut belum mampu mengejawantahkansecara komprehensif makna yang terkandung dalam Pancasila.

Ada yang menyebutkan pancasila sebagai dasar negara, pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, pancasila sebagai ideologi nasional, pancasila sebagai pilar kenegaraan, dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu bermuara pada konsensus bahwa pancasila merupakan buah pemikiran yang sungguh menakjubkan yang lahir dari para pendiri bangsa yang sangat kreatif, imajinatif, dan cemerlang yang mampu merumuskan, meramu dan menyepakati pilihan yang pas tentang dasar Negara sesuai dengan karakter bangsa, sangat orisinil, menjadi sebuah negara modern yangberkarakter religius, tidak sebagai negara sekuler juga negara agama.Rumusan konsepsinya benar-benar di orientasikan pada dan sesuai dengan karakterbangsa. Mereka bukan hanya mampu menyingkirkan pengaruh gagasan negara patrimonialyang mewarnai sepanjang sejarah nusantara

prakolonial,namun juga mampu meramuberbagai pemikiran politik yang berkembang saat itu secara kreatif sesuai kebutuhan masadepan modern anak bangsa. Tidak heran jika banyak intelektual ataupun negara-negara lainyang memuji prestasi monumental pendiri Republik Indonesia tersebut. Maka, pantaslahsebuah pandangan yang mengatakan bahwa Pancasila tidak bisa diubah karena sama denganmengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)Pada era reformasi, Pancasila justru banyak dipersoalkan oleh sejumlah anak bangsa.Saat terjadi krisis yang mengakibatkan keterpurukan di semua bidang kehidupan, Pancasiladijadikan kambing hitam. Menurut mereka, hanya liberalisme dan kapitalisme yang terbukti memenangkan perang ideologi dunia yang akan bisa menyelamatkan Indonesia. Bahkan, ada salah seorang tokoh yang terang-

terangan menyatakan diri “Aku seorang

neoliberalis”. Sementara yang lain berani mengatakan, “tinggalkan Pancasila, ikutlah neolib”. Dan yang lebih memprihatinkan lagi, dewasa ini mulai terjadi kemerosotan pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai Pancasila. Ini terbukti dari hasil survey yang dilakukan harian kompas,dan dirilis pada 1 Juni 2008; 48,4 persen responden berusia 17-29 tahun tidak bisa menyebutkan sila-sila Pancasila secara benar dan lengkap; 42,7 persen responden berusia 30-45 tahun salah menyebut sila-sila Pancasila, dan responden berusia 46 tahun ke atas lebih parah, yakni sebanyak 60,6 persen salah menyebutkan kelima sila Pancasila

1.Data diatas sungguh merupakan sebuah pukulan yang sangat berat bagi BangsaIndonesia, terutama bagi meraka yang memahami betul pentingnya nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih setelah berbagai ideologi hasil produk barat berkembang dan mulai memasuki sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam konteks keindonesiaan. Sebut saja,

modernisme, liberalisme, kapitalisme,sekularisme

dan lain sebagainya, dimana ideologi-ideologi tersebut semakin menyamarkan dan mendistorsi pemahaman mengenai ideologi bangsa yaitu Pancasila. Nilai-nilai luhur yangterkandung didalam Pancasila bagi anak bangsa seakan sudah menjadi barang usang yangsudah tidak layak lagi untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Terjadinya dekadensi moral,di sana-sini muncul semacam

disorientasi , penolakan, konflik,pesimisme, apatismedemoralisasi, dehumanisasi , kemarahan, dan bahkan kebencian, yang kesemua itu merupakan manifestasi dari minimnya pengamalan nilai-nilai Pancasila, dan hal tersebut menjadi problemutama bangsa yang terus berkelanjutan sampai saat ini.Terutama bagi kalangan pemuda. Secara normatif, mengenal, memahami serta dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi sebuah keharusan, sebab di tangan para pemuda tonggak estafet perjuangan bangsa dalammewujudkan cita-cita luhur dan tujuan bangsa yang tertuang baik dalam Pembukaan UUD1945 maupun butir-butir pancasila akan dilanjutkan. Namun ironisnya, para Pemuda di erareformasi demokrasi ini seolah telah kehilangan arah, identitas dan jati diri selaku bangsaIndonesia, mereka seakan terjebak dan terkungkung oleh gemerlapnya modernisasi, yangmenjadikannya cenderung

hedonisdan oportunis,bahkan menghalalkan segala cara untukdapat mewujudkannya. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat yang terjadisecara simultan dan terus menerus sedikit banyak juga berdampak pada rendahnya kesadaranpemuda dalam mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila.

  1. Survei dilakukan pada 28-29 Mei 2008 melalui telepon dengan 835 responden berusia 17 tahun lebihyang dipilih secara acak dari Buku Petunjuk Telepon Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Padang,Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Manado dan Jayapura; lihat

Kompas

1 Juni 2008.

 

Banyak pihak yang kemudian mengusulkan perlunya melakukan peremajaan ataurevitalisasi pemahaman atas Pancasila dengan alasan sudah mulai terjadi kemorosotanpengetahuan masyarakat mengenai Pancasila terutama dikalangan para pemuda. Bila gejala initerus dibiarkan, apalagi ditambah gejolak politik yang tak kunjung usai, penerimaan dankepercayaan masyarakat terhadap Pancasila akan semakin merosot. Bila itu terjadi, dapatmemicu krisis kebangsaan yang jauh lebih serius.Dengan demikian, penyegaran pemahaman baru mengenai Pancasila kian relevan.Agenda baru tersebut bukan sekedar soal bagaimana rakyat Indonesia bisa kembali menghapalPancasila secara baik dan benar. Jauh lebih penting dari itu adalah upaya sungguh-sungguhagar Pancasila dapat menjadi doktrin operaisonal yang bisa memecahkan masalah kebangsaandan kenegaraan.Singkat kata, Pancasila haruslah didiskusikan atau didialogkan oleh segenap elemenbangsa agar menjadi energi seluruh bangsa. Semakin besar pihak atau komponen bangsamemahami pancasila, semakin besar pula energi yang terbentuk untuk mecapai cita-citabersama berbangsa dan bernegara sehingga pancarannya akan menerangi masa depanbangsa. Dalam konteks itulah Pancasila perlu mendapatkan perhatian, terutama fungsinyayang tidak hanya berhenti menjadi komitmen bersama, melainkan harus dipahami sebagai visibangsa yang terus diupayakan untuk diwujudkan. Pancasila harus pula difahami sebagai cita-cita yang keberadaannya merupakan rambu-rambu dalam menyelenggarakan negara.